Rabu, 11 Juni 2008

Cara Efektif Menghilangkan Sifat Hasud

Kata hasud berasal dari bahasa Arab Hasada—yahsudu—Hasadan, yang artinya iri hati atau dengki. Sifat hasud ini amatlah buruk apabila berada dalam diri seseorang. Tidak lain tujuan pembahasan ini adalah agar kita mempunyai rasa syukur terhadap Tuhan atas karunia dan rahmat yang telah diberikan terhadap kita. Tanpa merasa kurang atas pemberian-Nya.

Sifat hasud amatlah berbahaya. Sifat Hasud dapat menyerang siapapun, kapanpun, dan dimanapun tanpa pandang bulu, ras dan agama.

Rasulullah s.a.w. bersabda;

“Terdapat tiga perkara yang dapat merusak seseorang yaitu sifat bakhil yang dituruti, nasfu yang dituruti dan merasa bangga dengan dirinya sendiri”.

Tanpa disadari sifat hasud adalah merupakan dampak dari kekikiran, sifat yangmana seseorang tidak ingin berbagi atau membagi rizki yang dimilikinya terhadap sesamanya. Sedangkan Syakhikh adalah sifat yangmana seseorang tidak rela apabila nikmat Allah terlimpah kepada orang lain, dan ia berharap agar orang lain tidak mendapatkannya. Sifat Syakhikh ini lebih bruk daripada sifat kikir—bukan berarti sifat kikir itu baik. Sedangkan orang yang hasud adalah orang yang tidak rela terhadap seseorang apabila seseorang tersebut mendapatkan nikmat dari Tuhan baik berupa harta ilmu, kekuasaan, sanjungan dan sebagainya, dan ia berharap agar seseorang tidak mendapatkanya, walaupun nikmat itu tidak jatuh kepada dirinya.

Rasulullah bersabda;

‘Hasud itu memakan pahala amal baik sebagaimana api memakan kayu bakar”.

Betapa bahayanya apabila sifat ini berada pada diri kita. Dan orang yang senantiasa bersifat hasud maka ia senantiasa tersiksa di dunia dan di akhirat, didunia ia akan senantiasa tersiksa batinya karena tidak rela nikmat-Nya jatuh kepada orang lain dan di akhirat ia akan mendapatkan siksaan yang pedih atas apa yang ia perbuat.

Dala kitab Arba`in Nawâwiy dijelaskan bahwa tidaklah sempurna iman seseorang hingga ia mencitai saudaranya (seagama) sabagaimana ia mencintai dirinya sendiri.

Dari keterangan di atas dapatlah disimpulkan bahwa untuk menghilangkan sifat hasud seseorang haruslah menyayangi saudaranya yang lain. Sebab, orang islam satu dangan yang lain itu bagaikan satu bangunan, bagaikan satu jasad yang apabila salah satu anggota dari jasad tersebut terasa sakit maka bagian yang lainpun ikut merasakannya—begitupula dalam jasad terdapat bagian anggota tubuh yang bagian itu tidak pernah merasa iri terhadap bagian yang lain. Misal; Pernahkah tangan kanan anda iri terhadap tangan kiri karena memakai jamtangan atau perhiasan? Pernahkah bulu pada kaki anda iri terhaap rambut di kepala yang selalu terawatt kerapiannya? Subhanallah, Begitulah Allah `Azza wajalla memberikan contoh pada bagian tubuh ini. Hanya karena kemilau dunia ini telah mengotori hati, kita melupakan Ia. Kita lupa akan kebesaran-Nya.

Inilah sedikit goresan tiada makna, namun melalui goresan ini Allah mampu memberikan hidayah kepada orang-orang yang Ia kehendaki. Semoga kita adalah merupakan golongan tersebut. Amin.

Tidak ada komentar: